Kurangi Produk Hewani, Sektor
peternakan adalah penghasil polutan gas rumah kaca yang terbesar. Gas rumah
kaca (misalnya CO2 dan Metan) adalah penyebab pemanasan global. Sektor
peternakan juga merupakan pengguna air yang sangat besar. Maka dengan
mengurangi Produk hewani kita berperan dalam pelestarian bumi ini. Bahkan saat
ini telah berkembang diet Vegetarian. Selain ramah lingkungan, mengurangi
produk hewani juga terbukti sangat baik untuk mencegah berbagai penyakit
misalnya jantung koroner dan kanker dengan catatan diimbangi asupan protein
nabati yang cukup misalnya kacang-kacangan, tahu, tempe, jamur, dll.
Kurangi Gorengan, Minyak goreng
sebagian besar diproduksi dari minyak sawit. Sementara, perkebunan sawit
semakin mengancam keberlanjutan hutan hujan tropis kita terutama di sumatera
dan kalimantan. Semakin banyak kita mengkonsumsi minyak goreng, makin terancam
hutan hujan tropis yang menjadi paru-paru dunia.
Utamakan Makanan Lokal, Bahan
makanan impor (misalnya buah impor) melalui perjalanan yang sangat panjang
untuk sampai ketangan kita. Itu berarti makanan impor juga membutuhkan
energi/BBM yang sangat besar. Waktu tempuh yang cukup lama juga membuat produk impor
misal buah, memerlukan pengawetan. Maka digunakanlah sejumlah besar
pestisida/fungisida. Pilih produk lokal, selain murah juga lebih aman dari
pestisida, sehat dan lebih ramah lingkungan.
Bahaya Penggunaan Microwave, Microwave
merusak zat gizi yang terkandung dalam makanan. Penggunaan microwave untuk
beberapa bahan misalnya daging, susu dan sereal, sayuran terutama umbi-umbian,
dapat menghasilkan zat karsinogen (pencetus kanker).
Menurut Saptawati Bardosono,
Ahli Gizi Departemen Nutrisi, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, proses
pembakaran makanan baik dengan arang atau lainnya sering dibarengi pembentukan
arang atau gosong. Gosong pada makanan ini berbahaya karena mengandung banyak
atom karbon, yang dalam jumlah besar bisa memicu timbulnya kanker
(karsinogenik).
Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup atau yang biasa dikenal dengan istilah Adiwiyata.
Adiwiyata adalah salah satu program dari kementerian Negara Lingkungan
Hidup yang bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional. Program
ini berupaya mendorong terciptanya pengetahuan & kesadaran warga
sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini
diharapkan setiap warga sekolah dapat ikut terlibat dalam kegiatan
sekolah menuju lingkungan yang sehat & menghindarkan dampak
lingkungan yang negatif.
Program adiwiyata merupakan amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan tindak
lanjut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Kegiatan utama Program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan
sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan
menengah di Indonesia.Dan kedepan diharapkan program ini akan berlanjut untuk bisa dapat mensukseskan sekolah adiwiyata.
Hutan Kota adalah hutan atau sekelompok
pohon yang tumbuh di dalam kota atau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas
bisa berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di sekeliling
pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan
kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan
kota.
Hutan kota penting untuk keseimbangan ekologi
manusia dalam berbagai hal seperti, kebersihan udara, ketersediaan air tanah,
pelindung terik matahari, kehidupan satwa dalam kota dan juga sebagai tempat
rekreasi. Hutan kota bisa mengurangi dampak cuaca yang tidak bersahabat seperti
mengurangi kecepatan angin, mengurangi banjir, memberi keteduhan. Juga
memberikan efek pengurangan pemanasan global.
Padatnya manusia menjadi masalah lingkungan di
kota. Pertumbuhan penduduk mempengaruhi perkembangan permukiman serta kebutuhan
prasarana dan sarana. Pertambahan penduduk juga menyebabkan meningkatnya
kebutuhan bahan pangan dan energi, serta bertambahnya limbah rumahtangga.
Fisik kawasan kota mungkin berkembang secara
ekonomi, namun mutu lingkungannya turun. Ruang gerak di kota serba sumpek,
pengap, berjubel, bising. Air, tanah, udara tercemar.
Kota yang sehat
mestinya memiliki sejumlah lahan terbuka. Sebagai hutan kota, lahan ini
bermanfaat menjadi sumber udara bersih untuk mengimbangi pencemaran udara dan
suara bising dari mesin pabrik atau kendaran bermotor.
Sebagai taman, lahan terbuka ini memiliki tanaman
hias yang mempercantik kota. Taman juga bermanfaat sebagai “muara” atau ruang
bersama bagi kegiatan masyarakat dari berbagai kelompok umur dan berbagai
kalangan. Lahan terbuka di kota punya tiga manfaat sekaligus: ekologis,
estetika, dan sosial.
Masyarakat dan pemerintah harusnya memahami soal ini dan segera melakukan
tindakan nyata mewujudkan lahan terbuka di kota, sesuai jumlah penduduk.
Pemerintah mungkin sudah punya anagan-angan ke arah itu. Selama ini pemerintah
sudah punya kebijakan pengembangan hutan kota menurut Peraturan Pemerintah No.
63 tahun 2002 pasal 12. Yakni bahwa pembangunan hutan kota merupakan bagian
dari pengelolaan lingkungan rencana tata ruang wilayah (RTRW). Itu berarti
pemerintah dan warga masyarakat sama-sama punya tanggungjawab mendorong
pembangunan lahan terbuka di lingkungan mereka.
Membangun mal atau supermarket mungkin sah-sah saja tapi jangan ugal-ugalan.
Jangan remehkan kebutuhan publik akan lahan terbuka sebagai ruang bersama.
Ruang bersama yang hijau untuk mendukung kesehatan, ruang hijau yang
mempercantik panorama kota, dan ruang hijau tempat bertemunya masyarakat kota
yang sangat beragam untuk saling berkomunikasi.
Keuntungan
Keuntungan dari hutan kota dengan
pohon dan semak-semaknya sangat banyak, termasuk keindahan, pengurangan efek
pulau bahang (urban heat island), pengurangan limpasan air hujan,
pengurangan polusi udara, pengurangan biaya energi untuk pendinginan udara
ruang dalam bangunan jika ada bangunan di dekatnya, meningkatkan nilai lahan
dan bangunan di sekitarnya, meningkatkan habitat kehidupan satwa, juga mitigasi
dampak lingkungan perkotaan secara keseluruhan.
Sosial,
psikologis, rekreasi, lingkungan, flora dan fauna
Manfaatnya bisa meliputi:
Pelestarian plasma nutfah. Keragaman tanaman dan hewan
yang ada di kota sudah banyak mengalami penurunan. Oleh sebab itu, hutan
kota dapat dijadikan areal pelestarian plasma nutfah.
Penyangga ekosistem rawan. Tanah miring/terjal dan
tepian sungai yang mudah longsor dapat ditanami dengan pepohonan hutan
kota.
Meningkatkan estetika kota.
Hutan kota sebagai kawasan untuk pendidikan dan
penelitian.
Keuntungan
ekonomis
Keuntungan ekonomis bisa meliputi:
Hutan kota juga dapat dimanfaatkan untuk areal wisata.
Pohon, bunga dan buah serta getah yang dihasilkan dapat
menunjang pendapatan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Adanya hutan kota akan terbuka lapangan kerja baru
seperti pemandu wisata, sopir, biro perjalanan, pedagang asongan dan
cinderamata.
Pengurangan
polusi udara
Penyehatan lingkungan. Lingkungan
kota tercemar berat. Hutan kota yang tahan terhadap pencemar dan efektif dalam
menurunkan kandungan pencemar dapat menjadikan lingkungan kota menjadi lebih
sehat.